Tahukan kopi Luwak? yang harga perkilonya jauh di atas kopi biasa, yang katanya dari segi rasa dan aromanya benar-benar tiada duanya. Kenapa disebut kopi Luwak? Karena memang kopi nikmat ini diproduksi melalui Luwak sebagai selektornya. Luwak kalau di daerah-daerah di pulau Jawa awalnya hanya dikenal sebagai hama dan diburu karena sering memangsa ayam penduduk. Seiring bertambahnya permintaan terhadap kopi Luwak maka pandangan terhadap luwak semakin bergeser menjadi hewan yang bermanfaat sebagai pemilih kopi berkualitas tinggi.
Populasi hewan luwak semakin hari semakin bertambah, sehingga masyarakat mengingkatkan kewaspadaan terhadap binatang ini agar tidak lagi memangsa ternak unggas maupun buah tanaman. Binatang luwak ini disatu sisi merugikan, tapi di sisi lain sangat menguntungkan. Walupun menjadi hama, tapi hewan ini memiliki nilai jual yang tinggi.
Luwak, Ahli Seleksi Kopi |
Luwak merupakan hewan karnivora termasuk dalam suku musang. Nama ilmiah luwak adalah Paradoxurus hermaphroditus. Hewan ini menyukai hutan-hutan sekunder yang berdekatan dengan perkebunan dan permukiman manusia. Luwak banyak ditemukan masuk ke daerah permukiman.
Luwak mempunyai kebiasaan membuang kotoran di tempat-tempat yang sering dilewatinya. Kotoran yang ditinggalkannya biasanya masih mengandung biji-bijian utuh. Pencernaan luwak terlalu bisa mencerna biji-bijian dengan sempurna.
Salah satu biji-bijian yang kerap dimakan luwak adalah buah kopi. Luwak dipercaya hanya memilih buah kopi yang berkualitas prima untuk dimakan. Buah tersebut mengalami fermentasi dalam saluran pencernaannya. Kulitnya habis dicerna sedangkan bijinya tetap utuh dan dikeluarkan bersama feses.
Seiring meningkatnya permintaan pasar, kopi luwak yang dihasilkan luwak liar semakin sulit didapat. Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk membudidayakan luwak secara khusus agar bisa diambil biji kopinya.Bertambahnya populasi luwak yang ada disebabkan beberapa pengusaha kopi sengaja melepasliarkan hewan tersebut, sehingga populasinya semakin bertambah di alam liar, selain itu, betambahnya populasi luwak tentu akan membawa kekhawatiran sekaligus keuntungan, meskipun begitu luwak tetap menjadi primadona petani, sebab memiliki nilai jual yang tinggi.
Luwak "musang" menjadi salah satu hewan yang cukup dicari, pasalnya jenis ini, mampu menghasilkan produk kopi dednngan nilai yang tinggi. Luwak akan menjadi hama, bila pasokan kopi di area perkebunan berkurang, sehingga hewan tersebut kerap memakan unggas, maupun buah diarea pertanian maupun perkebunan.
Meskipun menjadi hama, hewan ini kerap dicari, sebab jenis hama ini memiliki harga yang tinggi, karena dipakai sebagai media untuk menghasilkan produk perkebunan bernilai ekonomis tinggi.
Bertambahnya populasi luwak, akan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan produksi kopi luwak di tahun yang akan datang, sebab pengusaha dapat menangkap hewan ini dengan jumlah banyak, sehingga mampu menghasilkan produk kopi luwak berlimpah.
Untuk mencegah agar hewan ini tidak memangsa ternak unggas, sebagian besar masyarakat yang berada dekat diarea perkebunan memasang perangkap, masyarakat dalam memburu luwak menghindari dengan menggunakan senapan ataupun senjata tajam lain, sebab bila hewan ini terluka, maka luwak tidak akan bertahan lama. Tujuan masyarakat memasang perangkap, agar hewan tersebut tertangkap tidak akan cidera, dan dapat dijual kepada pengusaha kopi luwak, bila musim panen kopi tiba.
Seiring meningkatnya permintaan pasar, kopi luwak yang dihasilkan luwak liar semakin sulit didapat. Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk membudidayakan luwak secara khusus agar bisa diambil biji kopinya. Mereka memproduksi kopi luwak dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menyeleksi buah kopi yang berkualitas baik untuk diberikan pada luwak. Kemudian buah tersebut dicuci dan dibersihkan.
Setelah itu buah kopi diberikan pada luwak. Hewan ini masih akan memilihnya lagi. Luwak mempunyai indera penciuman yang tajam. Dia tahu buah kopi terbaik yang layak dimakan.
Setelah itu tunggu hingga luwak mengeluarkan feses atau kotorannya. Pengambilan feses biasanya dilakukan pagi hari.
Feses yang mengandung biji kopi dikumpulkan dan dibersihkan dalam air mengalir. Kemudian jemur biji kopi dijemur hingga kering. Biji kopi dari kotoran luwak masih memiliki lapisan tanduk yang harus diolah lebih lanjut.
Biji kopi yang telah dicuci dan dikeringkan diolah lebih lanjut dengan proses basah.
Beberapa waktu lalu, sejumlah supermarket di Inggris memboikot kopi luwak. Kejadian ini dipicu protes kalangan pecinta satwa. Mereka menganggap proses produksi kopi luwak di Indonesia mengabaikan kesejahteraan hewan. Luwak dipaksa memakan kopi hanya untuk diambil kotorannya. Hal ini dianggap mengeksploitasi dan menyiksa hewan.
Namun pemerintah menepis anggapan itu, mereka menganggap tidak ada bedanya dengan sapi yang diperah susunya. Toh, meskipun diberi pakan buah kopi para penangkar pun tetap memberikan pakan lain. Pasalnya apabila luwaknya dieksploitasi kemudian mati, produsen juga yang merugi.
Demikian serba-serbi luwak, sang pemilih kopi terbaik dan terhandal. Meskipun tergolong hama tetapi jika dikelola dengan benar maka hewan ini bisa bermanfaat, salah satunya ya sebagai selektor buah kopi berkualitas eksport tersebut.
0 comments:
Post a Comment