This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, February 27, 2018

Jenis-jenis Sapi Potong Tropis dan Subtropis, Ini Ciri-cirinya!

  • Beberapa bangsa sapi potong subtropis yang sudah dikenal sebagai bibit sapi potong di kalangan masyarakat peternakan Indonesia adalah : 1) Sapi Shorthorn 2) Sapi Hereford 3) Sapi Charolais 4) Sapi Aberdeen Angus 5) Sapi Simmental 6) Sapi Limousin
  • Bangsa sapi potong tropis yang dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia adalah : 1) Sapi Bali 2) Sapi Madura 3) Sapi Aceh 4) Sapi Ongole 5) sapi Peranakan Ongole 6) Sapi Brahman.
Bangsa-bangsa sapi di dunia ini bisa dikelompokkan dalam dua kelompok besar berdasarkan daerah asal dan persebarannya, yaitu Bangsa Sapi Potong Tropis dan Sub Tropis. Sapi apa saja yang termasuk dalam bangsa sapi potong tropis dan jenis sapi apa saja yang masuk bangsa sapi potong sub tropis? Berikut ini uraian selengkapnya mengenai bangsa-bangsa sapi didunia.
Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anaksuku Bovinae. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia.
Jenis dan Ciri-ciri Sapi Potong Yang Termasuk Bangsa Sapi Potong Tropis

Bangsa sapi potong tropis adalah bangsa sapi potong yang berasal dari belahan dunia beriklim tropis. Bos indicus (sapi bangsa Zebu) merupakan bangsa sapi potong berponok dari daerah tropis di Asia yang kita kenal sekarang ini. Bangsa sapi potong tropis merupakan salah satu bangsa yang menjadi bibit sapi potong. Bibit ternak merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam usaha peternakan sapi potong, selain faktor pakan, perkandangan, penyakit, limbah dan penanganan panen. (Sudarmono dan Sugeng , 2008).

Ciri-ciri umum bangsa sapi potong tropis adalah sebagai berikut :
  • Umumnya berponok disebut juga istilah berkelasa, walaupun ada yang tidak berponok. 
  • Pada bagian ujung telinga meruncing, kepala panjang dengan dahi sempit.
  • Kulit longgar dan tipis (5-6 mm), Kelenjar keringat besar. 
  • Timbunan lemak rendah.
  • Garis punggung bagian tengah berbentuk cekung dan bagian tunggingnya miring. 6) Bahu pendek, halus dan rata. 
  • Kakinya panjang sehingga bergerak lincah.
  • Lambat dewasa, rata-rata berat maksimal 250-650 kg dapat dicapai pada umur 5 tahun.
  • Bentuk tubuh sempit dan kecil. 10) Ambing kecil. dan produksi susu rendah. 
  • Tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan.
  • Kadar air yang terkandung dalam kotoran rendah.
  • Toleran berbagai jenis pakan sederhana yang kandungan serat kasar tinggi.
  • Tahan terhadap gigitan nyamuk dan caplak.
Bangsa sapi potong tropis yang dikenal sebagai bibit sapi potong di masyarakat peternakan Indonesia adalah : 1) Sapi Bali 2) Sapi Madura 3) Sapi Aceh 4) Sapi Ongole 5) sapi Peranakan Ongole 6) Sapi Brahman.

1. Sapi Bali
Sapi Bali, menurut Hardjosubroto dan Astuti (1994) adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari banteng (Bibos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. Sapi Bali mempunyai angka reproduksi yang tinggi, tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek dan lingkungan yang panas serta mempunyai % karkas dan kualitas daging bagus (Anonimus, 1985). Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 sampai 20 % (Anonimus, 1987).
Ciri fisik sapi bali : Warna bulu merah bata, pada jantan akan menjadi hitam saat dewasa ; 2) Ada warna pu-tih dengan batas yang jelas pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki bawah mulai tarsus dan carpus ; 3) Mempunyai gumba yang bentuknya khas serta terdapat garis hitam yang jelas pada bagian atas punggung (Hardjosubroto, 1994) 4) Sapi bali ini merupakan sapi lokal yang memiliki tipe pedaging karena persentase karkas dapat mencapai 56,9 %. 5) Baik sapi bali jantan maupun beina memiliki tanduk

2. Sapi Madura
Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Sapi Madura adalah salah satu sapi asli Indonesia. Sapi Madura berasal dari pulau madura dan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau Sapudi sangat dikenal sebagai tempat sapi Madura berkembang pesat. Sapi Madura merupakan persilangan Bos sondaicus dengan Bos indicus. Ciri-ciri punuk diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus. Namun penelitian Popescu dan Smith (1998) menunjukkan bahwa pola karyotipik sapi Madura menunjukkan adanya kemiripan dengan Bos taurus, kecuali pada kromosom Y-nya yang mirip dengan Bos indicus. Sehingga Popescu dan Smith menyimpulkan sapi Madura merupakan hasil perkawinan silang antara indukan Bos taurus atau Bos javanicus dengan pejantan Bos indicus.
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura : 1) Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata. 2). Paha belakang berwarna putih 3). Kaki depan berwarna merah muda. 3)Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm. 4)Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil. 5) Persentase karkas dari sapi madura ini dapat mencapai 48 %. Sedangkan Keunggulan Sapi Madura Secara Umum : 1) Mudah dipelihara. 2) Mudah berbiak dimana saja. 3) Tahan terhadap berbagai penyakit. 4) Tahan terhadap pakan kualitas rendah.

3.Sapi Aceh
Sapi Aceh adalah sapi potong turunan dari grading-up persilangan antara sapi Ongole dengan sapi lokal setempat. Bangsa sapi yang juga banyak ditemukan di Sumatera Utara selain di Aceh ini memiliki bobot badan dewasa yang dapat mencapai rata-rata 300 kg – 450 kg pada jantan dan 200 kg – 300 kg pada betina. Adapun ciri-ciri fisik sapi Aceh sbb : Berponok, bertanduk, bulu berwarna cokelat merah atau warna menjangan. Sapi Aceh merupakan salah satu bangsa sapi potong daerah tropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.

4. Sapi Ongole (Sumba Ongole)
Sapi Ongole sapi potong impor berasal dari India, dibudidayakan di Indonesia secara murni di pulau Sumba, sapi ini dikenal pula sebagai sapi Sumba Ongole. Pada perkembangannya selain di pulau Sumba, saat ini sapi Ongole telah tersebar di Sulawesi Utara, Kalimantan dan Jawa. Di pulau Jawa, sapi ini dikenal sebagai sapi Benggala. Bangsa sapi yang dikenal di Eropa sebagai sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : Pertambahan Berat Badan (PBB) bisa mencapai 0,47 kg – 0,81 kg per hari, Berat Badan jantan dewasa rata-rata 550 kg – 600 kg dan betina 350 kg – 450 kg, Tahan terhadap panas dan parasit, Daya hidup pedet sangat baik, Daya produksi yang baik dalam kondisi jelek, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak .
Ciri – ciri fisik sapi ongole adalah 1) Bulu berwarna variasi setelah berumur 1 tahun dari putih sampai putih kelabu dengan campuran kuning oranye kekelabuan, dimana pada leher, ponok dan kepala sapi jantan berwarna putih keabu-abuan serta lututnya berwarna hitam. 2) Anak sapi yang baru lahir sering berwarna cokelat, kepala berukuran panjang, telinga sedang agak menggantung. 3) Tanduk berukuran pendek pada jantan dan berukuran lebih panjang pada betina. 4) Ponok bulat dan besar. 5) Gelambir lebar dan menggantung serta berlipat-lipat mulai dari leher melalui perut sampai dengan ambing atau tali pusar. 6)Tinggi badan dapat mencapai 150 cm pada jantan dan 135 cm pada betina 7) Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,4-0,6 kg/ hari dengan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,28 kg/hr. 8) Adanya warna hitam yang mengelilingi lubang mata yang biasa disebut cicin mata.

5. Sapi Peranakan Ongole (Sapi PO)
Sapi Peranakan Ongole atau sapi PO adalah sapi potong hasil grading up, sapi lokal setempat dengan sapi Ongole. Pada perkembangannya sapi ini banyak ditemukan di Grobogan, Wonogiri dan Gunung Kidul (Jawa Tengah), di Magetan, Nganjuk dan Bojonegoro (Jawa Timur), serta di Aceh dan Tapanuli Selatan. Bangsa sapi yang diyakini populasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi lokal lain ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : – BB dewasa mencapai 584 kg – 600 kg, masa fattening 3 bulan – 5 bulan, PBB 0,8 kg – 1 kg, persentase karkas 45%, tahan terhadap panas dan parasit, mampu berproduksi dengan baik dalam kondisi jelek, daya hidup pedet sangat baik, dapat dimanfaatkan juga sebagai sapi pekerja dan jinak

6. Sapi Brahman
Sapi Brahman (sapi pedaging) impor, berasal dari India dan berkembang dengan sangat baik di Amerika Serikat, sehingga dikenal pula sebagai sapi American Brahman.Pada perkembangannya sapi Brahman telah tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Australia dan Indonesia. Bangsa sapi yang termasuk sapi Zebu ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : masa fattening 3 bulan – 4 bulan, PBB bisa mencapai 0,83 kg – 1,5 kg per hari, bahkan ada juga yang menyebut dapat 1,5 kg – 2 kg per hari, BB jantan dewasa mencapai 800 kg dan betina 550 kg, persentase karkas 48,6% – 54,2%, tingkat fertilitas yang tinggi, mampu tumbuh sama baiknya di daerah tropis dan subtropis, mampu tumbuh cepat di daerah yang kurang subur dengan pakan yang sederhana, tahan terhadap panas dan parasit, bobot pascasapih dan daya hidup pedet yang baik
Ciri – ciri fisik sapi brahman sebagai berikut : tubuh berukuran besar dan panjang dengan kedalaman yang sedang, punggung lurus, kaki berukuran sedang sampai panjang, bulu berwarna abu-abu muda atau merah atau hitam, dimana pada jantan menunjukkan , warna yang lebih gelap daripada pada betina, kepala panjang, telinga menggantung, tanduk berukuran sedang, lebar dan besar, kulit longgar dan halus dengan ketebalan yang sedang, ponok berukuran besar pada jantan dan berukuran kecil pada betina, gelambir berukuran besar dan tumbuh hingga bawah perut dan tali pusar .

Jenis dan Ciri-ciri Sapi Potong Yang Termasuk Dalam Bangsa Sapi Potong Sub Tropis

Bangsa sapi potong subtropis (Bos taurus) adalah bangsa sapi potong yang berasal dari kawasan beriklim subtropis. Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008), ciri-ciri umum bangsa sapi pedaging subtropis adalah sebagai berikut :
  • Tidak berponok (tidak berkelasa), Ujung telinga berbentuk tumpul/bulat.
  • Kepala pendek dengan dahi yang lebar, Kulit tebal (7-8 mm).
  • Timbunan lemak sapi dewasa cukup tebal, Garis punggung lurus & rata.
  • Tulang pinggang lebar & menonjol keluar, Rongga dada berkembang baik.
  • Bulu panjang dan kasar, Kaki pendek sehingga bergerak lambat. 
  • Cepat dewasa ditandai oleh pertumbuhan maksimal pada umur 4 tahun. 
  • Tidak tahan pada suhu tinggi, Relatif banyak minum, Kotorannya basah. 
  • Sapi dewasa tumbuh besar, dimana jantan dapat mencapai 900 kg.
Adapun beberapa bangsa sapi potong subtropis yang sudah dikenal sebagai bibit sapi potong di kalangan masyarakat peternakan Indonesia adalah : 1) Sapi Shorthorn 2) Sapi Hereford 3) Sapi Charolais 4) Sapi Aberdeen Angus 5) Sapi Simmental 6) Sapi Limousin

1.Sapi Shorthorn
Sapi Shorthorn adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bangsa sapi yang termasuk sapi terberat di antara bangsa sapi yang berasal dari Inggris ini dapat mencapai bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg – 770 kg pada betina. Sapi Shorthorn merupakan salah satu bangsa sapi potong subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi potong.

Ciri-ciri fisik Sapi Shorthorn : 1)Tubuh besar dan kompak berbentuk segi empat atau bujur sangkar. 2)Badan rata pada sisinya. 3) Punggung berbentuk garis lurus sampai pangkal ekor. 4) Kepala pendek dan lebar 5) Tanduk pendek menjurus ke samping dan berujung melengkung ke depan. 6) Bulu berwarna merah muda atau merah tua atau kombinasi merah putih atau kombinasi merah kelabu

2.Sapi hereford
Sapi Hereford dikenal sebagai white face cattle adalah sapi potong impor yang berasal dari Inggris, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1840. Dalam perkembangannya, sapi Hereford banyak dikembangkan di Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan. Bangsa sapi yang sangat baik jika digemukan dengan sistem pastur atau padang penggembalaan karena cara merumputnya yang baik ini memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1) Mutu daging sangat baik 2) Daya adaptasi tinggi terhadap suhu tinggi dan suhu rendah 3) Pakan sederhana 4) BB jantan dewasa rata-rata 850 kg dan 650 kg pada betina.
Ciri-ciri fisik Sapi Hereford : 1)Tubuh rendah, tegap dan berurat daging padat 2) Punggung lebar dan rata 3)Bulu berwarna merah, dimana pada bagian muka, dada, sisi badan, perut bawah, bahu, ekor dan keempat kaki dari batas lutut berwarna putih

3) Sapi Charolais
Sapi Charolais adalah sapi potong import yang berasal dari Perancis, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Bangsa sapi yang didatangkan ke Amerika Serikat terutama untuk disilangkan dengan sapi Brahman dan sapi lainnya ini memiliki bobot badan dewasa rata-rata 1.000 kg pada jantan dan 750 kg pada betina.
Ciri-ciri fisik sapi Charolais : 1) Tubuh berpostur besar, padat dan kasar 2) Bulu berwarna krem muda atau keputih-putihan. 3) Warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata dan perut. 4) Sapi charolais umumnya bertanduk, tetapi ada pula yang tidak bertanduk. 5) Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir dapat mencapai 45 kg dan berat sapih dapat mencapai 275 kg.6) Tergolong sapi yang berukuran besar, dengan berat badan yang dicapai 1200 kg untuk yang jantan dan mencapai 750 kg untuk yang betina.7) Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat dicapai 1,5-1,6 kg.8) Sifat-sifat yang disukai yaitu perdagingan yang sempurna khususnya bagian loin dan paha belakang, tulang-tulang kuat, memiliki kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan tinggi, persentase karkas tinggi serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap panas dan dingin.
Bangsa sapi charolais ini di Indonesia dikembangkan di daerah kabupaten Banjarnegara dengan hasil silangnya (keturunannya) dapat memiliki ADG sebesar 0,71 kg/hari. Sapi Charolais merupakan salah satu bangsa sapi pedaging subtropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi pedaging.

4. Sapi Aberdeen Angus
Di Indonesia sapi angus di perkenalkan pada tahun 1973 dari Selandia Baru di di beberapa tempat di Jawa Tengah. Ciri sapi ini berbulu hitam legam, berukuran agak panjang, keriting dan halus. Tubuhnya kekar padat, rata, panjang dan ototnya kompak. Sapi tidak bertanduk dan kakinya pendek. Berat sapi jantan 900 kg, sedangkan betina 700 kg. persentase karkas 60%, dengan mutu daging sangat baik dan lemak menyebar dengan baik di dalam daging.
Sapi ini termasuk kedalam sapi potong dengan bentuk tubuh yang panjang dan kompak, karkasnya menghasilkan daging yang sangat baik mutunya dan terkenal terdapat marbling atau penyebaran lemak dalam daging. Sapi Aberdeen Angus adalah sapi potong impor yang berasal dari Skotlandia, namun berkembang dengan baik di Amerika Serikat sejak tahun 1873. Bangsa sapi potong ini didatangkan ke Indonesia sejak tahun 1973, memiliki keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : 1)Pertumbuhan cepat dan serasi 2) Mampu tumbuh dengan pakan yang sederhana 3) Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini) 4) Karkas bermutu tinggi dengan persentase yang tinggi jika dipotong pada umur 2,5 tahun 5) Daging tebal dan empuk pada umur 18 bulan 6) bobot badan dewasa rata-rata 900 kg pada jantan dan 700 kg pada betina. Adapun ciri-ciri fisik yang menandakan sapi Aberdeen Angus ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini : 1) Tubuh rata, lebar dalam dan pendek berbentuk panjang dan kompak seperti balok. 2) Bulu panjang, keriting dan halus berwarna hitam, kadang-kadang ditemui warna putih pada bagian bawah di belakang pusar 3)Tidak bertanduk

5) Sapi Simmental
Sapi Simental dikembangkan Indonesia tahun 1985 melalui semen beku yang dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi yang berumur 2 bulan pertumbuhannya pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan dapat mencapai bobot 800 kg dan pada umur 2,5 tahun mencapai 1.100 kg. Di Jawa sapi Simental dikawinkan dengan sapi Friesian Holstein, untuk mendapatkan sapi yang performasinya lebih baik. Perkawinannya dilakukan dengan cara IB, dimana semen yang di pilih sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak simental yang dikehendaki adalah yang jantan, karena jika betina produksi susunya dan dagingnya kurang baik.
Bangsa sapi simental ini berasal dari negara switzerland dan merupakan salah satu bangsa sapi yang paling terkenal di eropa, dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) – Sapi simmental ini berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir kuning, totol-totol serta mukanya berwarna putih. 2) Bentuk badan dari sapi simmental ini panjang, padat dan kompak. 3) Sapi ini terkenal karena memiliki kemampuan menyusui anaknya dengan baik serta pertumbuahan yang cepat dengan penimbunan lemak di bawah kulit rendah. 4) Tergolong sapi yang berukuran berat, baik pada saat kelahiran, penyapihan maupun saat mencapai dewasa.dengan pertumbuhan yang baik. 5) Berat badan dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina sedang untuk sapi yang jantan dapat mencapai 1150 kg. 6) Bangsa sapi simmental ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Batang dan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai sebesar 1,0 kg/hari.

6) Sapi Limousin
Sapi Limousin dikembangkan di Prancis Tengah bagian selatan.sapi ini sebagai tenaga kerja dan sebagai sapi pedaging.Warna bulu merah coklat /coklat hitam,kecuali pada ambingnya. Pada jantan tanduknya mencuat keluar dan sedikit melengkung. Sapi ini termasuk sapi potong berkalitas baik, bentuk tubuhnya panjang dan tingkat pertumbuhannya tinggi. Sapi Limousin dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Secara genetik Sapi Limousin dari wilayah beriklim dingin, tipe besar, volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya.

Jenis Sapi Potong Hasil Persilangan Dan Sudah Dikembangkan Secara Komersial

Australian Commercial Cross (ACC)
Sapi Australian Commercial Cross (ACC) yang digunakan sebagai sapi bakalan pada usaha penggemukan sapi di Indonesia merupakan hasil persilang- an sapi-sapi di Australia yang tidak diketahui dengan jelas asal usul maupun proporsi darahnya. Dari beberapa informasi yang telah ditelusuri, diketahui bahwa sapi ACC berasal dari peternakan sapi di Australia Utara (Northern Territory).

Sapi ACC tersebut dapat berupa sapi Shorthorn Cross (SX), Brahman Cross maupun sapi hasil persilangan sapi-sapi Australia yang cenderung masih mempunyai darah Brahman (Ngadiyono, 1995). Meskipun demikian pengamatan terhadap sapi-sapi bakalan ACC yang diimpor ke Indonesia menunjukkan bahwa secara fenotipik, karakteristik fi sik sapi ACC lebih mirip sapi Hereford dan Shorthorn yakni tubuh lebih pendek dan padat, kepala besar, telinga kecil dan tidak menggantung, tidak mempunyai punuk dan gelambir, kulit berbulu disekitar kepala, pola warna bervariasi antara warna sapi Hereford dan Shorthorn (Hafi d, 1998).

Menurut Australian Meat and Livestock Corporation (1991), sapi ACC merupakan campuran dari Bos Indicus (sapi Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British, Shorthorn dan Hereford), sehingga sapi ini mempunyai karakteristik menguntungkan dari kedua bangsa tersebut, yaitu mudah beradaptasi terhadap lingkungan sub optimal seperti Brahman dan mempunyai pertumbuhan yang cepat seperti sapi British. Hafi d dan Hasnudi (1998) telah membuktikan bahwa sapi bakalan ACC yang kurus jika digemukkan singkat (60 hari) akan sangat menguntungkan sebab sapi ini menghasilkan pertambahan bobot badan harian ±1.61 kg/hari dengan konversi pakan 8.22 dibandingkan jika digemukkan lebih lama (90 atau 120 hari).

Beattie (1990), menyatakan bahwa Northern Territory, Kimberley dan Quensland merupakan tempat pengembang an sapi ACC di Australia yang memiliki sapisapi Eropa antara lain Shorthorn dan Hereford serta sapi India (Zebu) yaitu sapi Brahman. Program ini telah menghasilkan beberapa bangsa hasil persilangan seperti Santa Gertrudis, Braford, Droughmaster dan sapi-sapi persilangan lain yang masih mempunyai darah Brahman.

Sapi Shorthorn berasal dari Inggris dan merupakan tipe daging dengan bobot jantan dan betina dewasa masingmasing mencapai sekitar 1.000 kg dan 750 kg (Pane, 1986). Sifat yang menonjol yaitu temperamen yang baik dan pertumbuhan yang cepat pada pemeliharaan secara feedlot (Blakely dan Bade, 1992).

Sapi Shorthorn dimasukkan ke Australia pada abad ke 19. Kemudian di CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton disilangkan dengan sapi Hereford dan menghasilkan sapi Hereford Shorthorn (HS) dengan proporsi darah 50% Hereford dan 50% Shorthorn (Turner, 1977; Vercoe dan Frisch, 1980).

Sapi Brahman Cross
Minish dan Fox (1979) menyatakan bahwa sapi Brahman di Australia secara komersial jarang dikembangkan secara murni dan banyak disilangkan dengan sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil persilangan dengan Hereford dikenal dengan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini mempunyai keistimewaan karena tahan terhadap suhu panas dan gigitan caplak, mampu beradaptasi terhadap makanan jelek serta mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tinggi.

Menurut Turner (1977) sapi Brahman Cross (BX) pada awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre di Rockhampton Australia. Materi dasarnya adalah sapi American Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah Brahman, 25% darah Hereford dan 25% darah Shorthorn. Secara fi sik bentuk fenotif sapi BX lebih cenderung mirip sapi American Brahman karena proporsi darahnya yang lebih dominan, seperti punuk dan gelambir masih jelas, bentuk kepala dan telinga besar menggantung. Sedangkan pola warna kulit sangat bervariasi mewarisi tetuanya.

Sapi Brahman Cross (BX) memiliki sifat-sifat seperti: persentase kelahiran 81.2%, (2) rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan umur 18 bulan bisa mencapai 295 kg, (3) angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas sebelum disapih 4.4%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar 1.2% dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%, (4) daya tahan terhadap panas cukup tinggi karena produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yang efektif, (5) ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik, serta (6) efi siensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford Shorthorn (Turner, 1977).

Menurut Winks et al. (1979), jantan kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland secara normal performansnya di bawah bangsa sapi eropa. Pada lingkungan beriklim sedang, steer sapi Hereford lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan sapi BX. Lebih lanjut dijelaskan, pada bobot hidup fi nishing yang sama produksi karkas sapi BX lebih berat dibandingkan sapi Frisian karena memiliki persentase karkas (dressing percentage) yang lebih tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn terletak antara sapi Brahman dan Hereford. Persentase karkas sapi Hereford lebih rendah dibandingkan sapi BX dan lebih tinggi dibandingkan sapi Frisian. Karkas sapi Frisian memiliki persentase tulang lebih tinggi dibanding kan sapi Shorthorn dan BX. kadar lemak bervariasi mulai dari 4.2% sampai 11.2%, terendah pada sapi Frisian dan tertinggi pada Shorthorn.

Di Indonesia, sapi BX diimpor dari Australia sekitar tahun 1973 namun penampilan yang dihasilkan tidak sebaik dengan di Australia. Hasil pengamatan di ladang ternak Sulawesi Selatan memperlihatkan:
• persentase beranak 40.91%,
• calf crop 42.54%,
• mortalitas pedet 5.93%,
• mortalitas induk 2.92%,
• bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg (jantan) dan 138.3 kg (betina),
• pertambahan bobot badan se-belum disapih sebesar 0.38 kg/hari (Hardjosubroto, 1984; Ditjen Peternakan dan Fapet UGM, 1986).

Sebagian besar sapi di Australia merupakan sapi American Brahman dan Santa Gertrudis yang di impor dari Amerika. Persilangan antara kedua bangsa sapi ini dengan sapi Zebu menghasilkan bangsa sapi yang sama dengan sapi American Brahman dan Santa Gertrudis yakni Brangus dan Braford. Persilangan lebih lanjut menghasilkan sapi Droughtmaster yang merupakan hasil persilangan dengan komposisi darah 3/8-5/8 darah Zebu utamanya American Brahman yang di impor dari Texas (Payne, 1970). Sementara sapi Brangus mempunyai komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman (Minish dan Fox, 1979).


Daftar Pustaka
A.S. Sudarmono dan Y. Bambang Sugeng, 2008, Sapi Potong +Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan, Edisi Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sori Basya Siregar, 2008, Penggemukan Sapi, Penerbar Swadaya, Jakarta.
Mohamad Agus Setiadi, dkk (Tim Penulis Agriflo). 2012. Sapi dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Penebar Swadaya. Jakarta
Santoso Udang. 20011. Mengelola Peternakan sapi secara profesional. Penebar Swadaya. Jakarta. Cetakan IV.
Santoso Kholid, Warsito dan Andoko, A. 2012. Bisnis Penggemukan Sapi. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. Cetakan I.
Yulianto P, dan Saparianto C,.2011. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Penebar Swadaya. Cetakan II

Sumber:http://bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id dan sumber lainnya
Share:

Sunday, February 25, 2018

Menyembelih Sapi Tanpa Menyakiti: Cara Menjatuhkan dan Menyembelih Ternak Dengan Benar


Bagaimana Cara Menyembelih dan Menjatuhkan Ternak Sapi Yang Benar?

Menjelang hari raya kurban biasanya akan banyak pedagang musiman yang menawarkan hewan kurban seperti sapi, kambing, dan domba. Panitia kurban biasanya akan menyelenggarakan pemotongan hewan kurban dekat dengan pemukiman. Kadankala ternak kurban dipotong sendiri dan kadang pula panitia menyewa jagal atau pemotong ternak yang sudah berpengalaman melakukan pemotongan ternak di RPH.

Jika panitia ingin memotong ternak kurbannya sendiri maka sebaiknya jika terlebih dahulu mempelajari teknik dan cara memotong hewan yang baik dan benar sehingga tidak menyakiti ternak kurban yang akan dipotong. Bagaimana Caranya? Silahkan ikuti panduan cara memotong dan menjatuhkan ternak sapi tanpa menyakitinya dibawah ini

Tips Cara Menjatuhkan Sapi dengan Mudah Menggunakan Tali/Tampar

Cara Menjatuhkan Sapi dengan Tali

Cara Melilitkan Tali pada tubuh Sapi sebelum dijatuhkan

  • Langkah pertama adalah sapi diikat pada pathok yang kuat atau pada pohon agar tidak terlepas, dielus-elus badannya agar sapi tetap tenang. Apalagi saat bersamaan, sapi dikerumuni banyak orang.
  • Kedua, lilitkan tambang di tubuh bagian depan dan belakang. 
  • Tambang kemudian ditarik ke belakang sekuat mungkin dan sapi akan rebah dengan sendirinya. (Lihat Foto Sapi diatas)
Adab-adab dan Tatacara Menyembelih Hewan Qurban

Seyogyanya lembaga atau panitia penyelenggara kurban agar memperhatikan adab-adab dan fiqh tentang penyembelihan hewan qurban. 

Cara Menjatuhkan Sapi
Allah berfirman, “Telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah… (QS. Al Haj: 36)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat di atas, (Untanya) berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu kaki kiri depan diikat. (Tafsir Ibn Katsir untuk ayat ini)

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki sisanya. (HR. Abu daud dan disahihkan Al-Albani).

Dzabh [arab: ذبح], menyembelih hewan dengan melukai bagian leher paling atas (ujung leher). Ini cara menyembelih umumnya binatang, seperti kambing, ayam, dst.

Pada bagian ini kita akan membahas tata cara Dzabh, karena Dzabh inilah menyembelih yang dipraktikkan di tempat kita -bukan nahr-.

Beberapa adab yang perlu diperhatikan:

1. Hendaknya yang menyembelih adalah shohibul kurban sendiri, jika dia mampu. Jika tidak maka bisa diwakilkan orang lain, dan shohibul kurban disyariatkan untuk ikut menyaksikan.

2. Gunakan pisau yang setajam mungkin. Semakin tajam, semakin baik. Ini berdasarkan hadis dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).

3. Tidak mengasah pisau dihadapan hewan yang akan disembelih. Karena ini akan menyebabkan dia ketakutan sebelum disembelih. Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seseorang yang meletakkan kakinya di leher kambing, kemudian dia menajamkan pisaunya, sementar binatang itu melihatnya. Lalu beliau bersabda (artinya): “Mengapa engkau tidak menajamkannya sebelum ini ?! Apakah engkau ingin mematikannya sebanyak dua kali?!.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad sahih).

4. Menghadapkan hewan ke arah kiblat.
Disebutkan dalam Mausu’ah Fiqhiyah:
Hewan yang hendak disembelih dihadapkan ke kiblat pada posisi tempat organ yang akan disembelih (lehernya) bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:196).
Dengan demikian, cara yang tepat untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat ketika menyembelih adalah dengan memosisikan kepala di Selatan, kaki di Barat, dan leher menghadap ke Barat.

5. Membaringkan hewan di atas lambung sebelah kiri.
Imam An-Nawawi mengatakan,
Terdapat beberapa hadis tentang membaringkan hewan (tidak disembelih dengan berdiri, pen.) dan kaum muslimin juga sepakat dengan hal ini. Para ulama sepakat, bahwa cara membaringkan hewan yang benar adalah ke arah kiri. Karena ini akan memudahkan penyembelih untuk memotong hewan dengan tangan kanan dan memegangi leher dengan tangan kiri. (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:197).

Penjelasan yang sama juga disampaikan Syekh Ibnu Utsaimin. Beliau mengatakan, “Hewan yang hendak disembelih dibaringkan ke sebelah kiri, sehingga memudahkan bagi orang yang menyembelih. Karena penyembelih akan memotong hewan dengan tangan kanan, sehingga hewannya dibaringkan di lambung sebelah kiri. (Syarhul Mumthi’, 7:442).

6. Menginjakkan kaki di leher hewan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba. Aku lihat beliau meletakkan meletakkan kaki beliau di leher hewan tersebut, kemudian membaca basmalah …. (HR. Bukhari dan Muslim).

7. Bacaan ketika hendak menyembelih.
Beberapa saat sebelum menyembelih, harus membaca basmalah. Ini hukumnya wajib, menurut pendapat yang kuat. Allah berfirman,
‘Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-An’am: 121).

8. Dianjurkan untuk membaca takbir (Allahu akbar) setelah membaca basmalah
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih dua ekor domba bertanduk,…beliau sembelih dengan tangannya, dan baca basmalah serta bertakbir…. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

9. Pada saat menyembelih dianjurkan menyebut nama orang yang jadi tujuan dikurbankannya herwan tersebut.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dengan tangan beliau. Ketika menyembelih beliau mengucapkan, ‘bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-Albani).
Setelah membaca bismillah Allahu akbar, dibolehkan juga apabila disertai dengan bacaan berikut:
hadza minka wa laka.” (HR. Abu Dawud, no. 2795) Atau
hadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan (disebutkan nama shohibul kurban). Jika yang menyembelih bukan shohibul kurban atau
Berdoa agar Allah menerima kurbannya dengan doa, ”Allahumma taqabbal minni atau min fulan (disebutkan nama shohibul kurban).” [1]

Catatan: Bacaan takbir dan menyebut nama sohibul kurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Sehingga kurban tetap sah meskipun ketika menyembelih tidak membaca takbir dan menyebut nama sohibul kurban.

10. Disembelih dengan cepat untuk meringankan apa yang dialami hewan kurban.
Sebagaimana hadis dari Syaddad bin Aus di atas.

11. Pastikan bahwa bagian tenggorokan, kerongkongan, dua urat leher (kanan-kiri) telah pasti terpotong.
Syekh Abdul Aziz bin Baz menyebutkan bahwa penyembelihan yang sesuai syariat itu ada tiga keadaan (dinukil dari Salatul Idain karya Syekh Sa’id Al-Qohthoni):
Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan dua urat leher. Ini adalah keadaan yang terbaik. Jika terputus empat hal ini maka sembelihannya halal menurut semua ulama.
Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan salah satu urat leher. Sembelihannya benar, halal, dan boleh dimakan, meskipun keadaan ini derajatnya di bawah kondisi yang pertama.
Terputusnya tenggorokan dan kerongkongan saja, tanpa dua urat leher. Status sembelihannya sah dan halal, menurut sebagian ulama, dan merupakan pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Selama mengalirkan darah dan telah disebut nama Allah maka makanlah. Asal tidak menggunakan gigi dan kuku.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

12. Sebagian ulama menganjurkan agar membiarkan kaki kanan bergerak, sehingga hewan lebih cepat meregang nyawa.
Imam An-Nawawi mengatakan, “Dianjurkan untuk membaringkan sapi dan kambing ke arah kiri. Demikian keterangan dari Al-Baghawi dan ulama Madzhab Syafi’i. Mereka mengatakan, “Kaki kanannya dibiarkan…(Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 8:408)

13. Tidak boleh mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati.
Para ulama menegaskan, perbuatan semacam ini hukumnya dibenci. Karena akan semakin menambah rasa sakit hewan kurban. Demikian pula menguliti binatang, memasukkannya ke dalam air panas dan semacamnya. Semua ini tidak boleh dilakukan kecuali setelah dipastikan hewan itu benar-benar telah mati.

Dinyatakan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, “Para ulama menegaskan makruhnya memutus kepala ketika menyembalih dengan sengaja. Khalil bin Ishaq dalam Mukhtashar-nya untuk Fiqih Maliki, ketika menyebutkan hal-hal yang dimakruhkan pada saat menyembelih, beliau mengatakan,

“Diantara yang makruh adalah secara sengaja memutus kepala” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 93893).
Pendapat yang kuat bahwa hewan yang putus kepalanya ketika disembelih hukumnya halal.
Imam Al-Mawardi –salah satu ulama Madzhab Syafi’i– mengatakan, “Diriwayatkan dari Imran bin Husain radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau ditanya tentang menyembelih burung sampai putus lehernya? Sahabat Imran menjawab, ‘boleh dimakan.” Imam Syafi’i mengatakan, “Jika ada orang menyembelih, kemudian memutus kepalanya maka statusnya sembelihannya yang sah” (Al-Hawi Al-Kabir, 15:224). Allahu a’lam
Share:

Macam-macam Organ Reproduksi Ternak Jantan dan Betina

Jenis Organ Reproduksi ternak Jantan
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim. 

System reproduksi ternak jantan terdiri atas :
1. Testis
2.Epididimis
3.Duktus Deferens
4. Kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostate dan bulbouretralis )
5. Uretra
6. Penis


Organ Reproduksi ternak Betina
Hewan betina tidak hanya menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membantu suatu individu baru, tetapi juga menyediakan lingkungan dimana individu tersebut terbentuk, diberi makan dan berkembang selama masa- masa permulaan hidupnya. Fungsi-fungsi ini dijalankan oleh organ-organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ova dan hormon-hormon kelamin betina Organ-organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopii (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. 

Organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru. Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligament ini terdiri dari mesovarium, mesosalpinx dan mesometrium yang masing-masing menggantung ovarium, tuba fallopii dan uterus. Pada sapi dan domba, pertautan ligamentum lata adalah dorsolateral, di daerah ilium, sehingga uterus terletak bagaikan tanduk domba jantan cekung ke arah dorsal dan ovaria terletak dekat pelvis.
Share:

Beternak Ulat Jerman: Cara Memelihara dan Budidaya Ulat Jerman Sebagai Pakan Ternak dan Ikan

ULAT JERMAN. Salah satu jenis Pakan Burung kicau yang berkualitas dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi adalah ulat jerman. Jenis ulat pakan burung ini memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dan panjang jika dibandingkan dengan ulat hongkong yang sudah terlebih dahulu populer di kalangan kicau mania tanah air.

Bagaimana Cara Mengembangbiakkan Ulat Jerman Untuk Pakan Burung Kicau?
 
Cara Budidaya Ulat Jerman, Pakan Burung dan Pakan Lele / Ikan Bernutrisi Tinggi
Ulat jerman memiliki panjang tubuh sekitar 6 cm, atau lebih besar daripada ulat hongkong. Perilaku makannya juga jauh berbeda. Kalau ulat hongkong kurang aktif dalam menyantap pakan, dan cepat berubah menjadi kepompong, tidak demikian halnya dengan ulat jerman.


Ulat Jerman
Ulat jerman terkenal sangat rakus. Ia bisa memakan pakan apapun yang disediakan. Selain itu, ulat jerman juga tak terlalu cepat berubah menjadi kepompong, sehingga bisa bertahan lebih lama saat Anda membelinya sebagai persediaan pakan burung.

Siklus hidunya memang lebih lama daripada ulat hongkong. Umurnya bisa mencapai 1 tahun, dan hanya akan menjadi kepompong jika dipisahkan dari larva lainnya. Bandingkan dengan siklus ulat hongkong yang segera menjadi kepompong dalam waktu 12 – 50 hari.


Berikut beberapa persiapan alat dan bahan serta langkah-langkah untuk memulai budidaya ulat Jerman yang diluar negeri bahakan sudah dijadikan semacam camilan untuk dimakan manusia karena kandungan nutrisi dan proteinnya yang diyakini sangat tinggi.

KOTAK ULAT / KUMBANG JERMAN
Kebutuhan kotak terdapat dua macam, yaitu kotak untuk wadah / tempat Kumbang Jerman dan kotak untuk wadah / tempat Ulat Jermannya. Adapun ukuran kotak untuk tempat Kumbang Jermannya memiliki selisih minimal 2 cm baik panjang maupun lebarnya dari kotak tempat Ulat Jermannya. Artinya jika kotak untuk Ulat Jerman berukuran misalnya 40 x 60 cm, maka ukuran kotak untuk Kumbang Jerman adalah 38 x 58 cm. Hal ini dimaksudkan agar kotak Kumbang dapat masuk kedalam kotak Ulat jermannya. Sedangkan tinggi kotak adalah minimal 12 cm.


Kotak Kumbang yang berukuran 38 x 58 cm dan tinggi 12 cm tersebut biasanya diisi dengan Kumbang Jerman sebanyak maksimal 500 ekor. Dengan demikian  kebutuhan kotak Kumbang Jerman disesuaikan dengan jumlah Kumbang Jerman yang akan diternak.


Adapun contoh Kotak Kumbang Jerman adalah sbb:




Sedangkan kotak Ulat Jerman biasanya berukuran 40 x 60 cm dengan tinggi 12 cm yang terbuat dari papan/ sirap, triplek untuk alasnya serta lakban. Kebutuhan kotak Ulat Jerman ini setiap kotak Kumbang jerman adalah 4 buah untuk setiap panen per 15 hari. Jika dibuat panenan per 15 hari, maka selama produksi 3 bulan ( 90 hari ) dibutuhkan 90/15 x 4 kotak = 24 buah kotak, setelah kotak ke 24 digunakan, panenan berikutnya sudah menggunakan kotak pertama karena kotak pertama sebanyak 4 kotak sudah harus dijual. Jadi jika peternak akan beternak Kumbang Jerman sebanyak 5 ratus ekor, maka kebutuhan kotak ulatnya adalah 500/500 ekor x 24 kotak = 24 kotak.

Adapun contoh kotak Ulat jermannya adalah :




Selanjutnya Kebutuhan kandang / rak untuk masing2 kotak ulat jerman bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ruangan yang akan digunakan. Pada rak kotak ini tinggi setiap ruangan minimal 16 cm, sehingga terdapat sirkulasi udara yang lebih baik. Bahan rak bisa dibuat dari bambu ataupun kayu.


Contoh rak adalah sebagai berikut :




PEMISAHAN TELUR KUMBANG JERMAN. 








Pemisahan telur kumbang jerman dari kumbang jerman dilakukan maksimal 15 hari produksi, untuk selanjutnya pemisahan telur yang sudah menjadi ulat jerman pada usia 1 bulan, dimana setiap kotak ukuran 40 x 60 cm dibagi menjadi dua kotak, dan pemisahan yang berikutnya ketika ulat jerman telah berusia 2 bulan setiap kotak ulat jerman dibagi menjadi dua kotak lagi.
Untuk setiap kali pemisahan sebaiknya menggunakan alat penyaring / ayakan dengan ukuran yang disesuaikan, dan sedapat mungkin ukuran ulatnya memiliki besar yang sama.

Adapun contoh ayakan yang digunakan untuk pemisahan ulat adalah :







PEMBERIAN MAKANAN.

Makanan yang diberikan kepada Kumbang Jerman maupun Ulat Jerman yang utama adalah Polard gandum dan bisa juga ditambahkan BR 5 ( pakan ayam ) dengan campuran antara polard gandum dengan BR 5 berbanding  2 : 1 .Sedangkan sebagai media minumnya diberikan antara lain irisan waluh kuning,wortel, pepaya mentah, ketela pohon, manisah, semangka, melon dan beberapa buah2an yang banyak mengandung air.


Pemberian pakan pada Kumbang jerman minimal diatas kawat ram 1 cm, sehingga kawat ram tertutup dan tidak menimbulkan gesekan dengan kumbang jermannya. Pemberian pakan tambahannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak berlebihan. Sedangkan minuman yang terbaik untuk kesehatan Kumbang Jermannya adalah irisan waluh kuning, sedangkan lainnya sekali – kali saja. Untuk pakan ulat jerman yang telah dipisahkan dari Kumbang Jerman maksimal 3 cm dari alas kotak dan minuman yang diberikan tergantung bahan yang ada dengan irisan tipis dan setiap kotak diisi irisan maksimal 8 irisan saja untuk kebutuhan 2 hari, atau kalau dianggap kurang bisa diberikan tambahan secukupnya.



Makanan dianggap telah habis ketika warna makanan sudah terlihat berwarna kehitam-hitaman, berarti itu adalah kotoran ulat jerman, maka perlu ditambahkan makanan di masing-masing kotak dengan 2 ons makanan saja, karena lebih baik menambahkan pada waktu berikutnya daripada kelebihan. Jika dianggap kotoran sudah cukup banyak, maka sebaiknya segera dikurangi dengan cara mengayak kotoran terlebih dahulu dari ulatnya, dan mengembalikan kotoran kedalam kotak dengan maksimal kotoran 2 ons saja. Kotoran ini harus tetap ada pada masing-masing kotak, karena ulat jerman akan merasakan bahwa tempat / kotak yang ditempati ulat adalah habibatnya.

Mengenai kotoran yang sudah tidak digunakan lagi sebaiknya dikumpulkan dalam zak atau media apapun karena pada dasarnya kotoran ulat jerman ini dapat dimanfaatkan untuk media pupuk organik, sehingga bisa dimanfaatkan untuk tanaman yang dimiliki seperti jeruk, padi, cengkeh, bunga dan sebagainya. 

Adapun gambar pemberian pakan dan minum kumbang jerman maupun ulat jerman adalah sbb :




 

PENGAMANAN KUMBANG DAN ULAT JERMAN.

A.    Rak Kotak Kumbang & Ulat Jerman.

Rak kotak harus diamankan dari semut dengan cara setiap tiang penyangga rak diberikan wadah dibawahnya yang berisikan oli dengan harapan semut tidak naik kedalam kotak kumbang maupun ulat jerman. Binatang lain seperti misalnya tikus harus diwaspadai, sebaiknya gunakan jebakan tikus setiap saat pada tempat-tempat tertentu sehingga sampai tidak ada lagi tikus di lokasi kumbang dan ulat jerman.


B.    Kotak Kumbang & Ulat Jerman.

Kotak Kumbang dan kotak Ulat jerman sebaiknya diberikan penutup berupa kassa plastik dengan harapan cecak tidak masuk, karena cecak juga akan memakan kumbang maupun ulat jerman, dan bahkan cenderung akibat ulah si cecak kumbang banyak yang mati karena dibunuh oleh cecak. Disamping itu perlu juga disetiap kotak kumbang maupun ulat jerman diberikan pelepah / debok pisang gajih disetiap sisi ( kiri dan kanan di dalam kotak )  yang memanjang dengan ukuran 5 s/d. 7 cm panjang 50 cm dalam rangka menjaga kelembaban dan penyerapan panas didalam kotak.


C.    Minuman Kumbang & Ulat Jerman.

Yang perlu diwaspadai adalah kebersihan dari minuman baik kumbang maupun ulat jerman yang berupa buah2an yang diperkirakan mengandung insektisida, oleh karena itu sebaiknya sebelum diberikan kepada kumbang dan ulat jerman harus dicuci bersih terlebih dahulu baru di iris dan diberikan sebagai minuman. Dengan demikian akan dapat mencegah terjadinya kematian pada kumbang maupun ulat jerman.


D.    Sirkulasi Udara.

Sirkulasi udara dalam ruangan tempat beternak seyogyanya cukup bebas, sehingga dapat memberikan temperatur yang jauh lebih normal. Namun demikian perubahan cuaca yang ekstrem saat ini harus pula disikapi dengan kewaspadaan yang tinggi, misalnya dengan menempatkan alat temperatur untuk mengetahui suhu udara di lokasi dan perlu pula disiapkan alat penggerak udara ( kipas angin ).


E.    Lokasi Kumbang dan Pembesaran Ulat Jerman.

Jika memungkinkan sebaiknya lokasi bertelurnya Kumbang terpisah dengan lokasi pembesaran ulat Jermannya, hal ini sebagai antisipasi jika terdapat virus pada ulat jermannya tidak sampai mengganggu aktivitas kumbang jerman untuk bertelur. Dan pada awal beternak sebaiknya lokasi, rak, kotak kumbang maupun kotak ulat jerman harus steril dari berbagai kemungkinan virus, kuman dan semacamnya dengan cara menyemprot dengan bahan pembunuh kuman yang dianggap baik dan dilakukan sebulan sekali.


ANALISA USAHA BETERNAK KUMBANG JERMAN.
 Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa kapasitas produksi kumbang jerman setiap 10 hari adalah sebesar 1%  s/d. 1,05 % atau jika 15 hari adalah sebesar 1,5 % - 1,6 % dari jumlah kumbang jerman yang diternak, artinya jika dalam perhitungan  analisa usaha ini dianggap beternak 5.000 ekor kumbang dengan masa hidup 2 tahun

Video Tentang Ulat Jerman:
Referensi:http://ulatjermanblitar.blogspot.com
Share:

Cara Budidaya Luwak Untuk Seleksi Kopi Berkualitas

Kopi Luwak dan Binatang Pintar Yang Jago Menyeleksi Kopi Berkualitas Yang Berharga Super Mahal

Tahukan kopi Luwak? yang harga perkilonya jauh di atas kopi biasa, yang katanya dari segi rasa dan aromanya benar-benar tiada duanya. Kenapa disebut kopi Luwak? Karena memang kopi nikmat ini diproduksi melalui Luwak sebagai selektornya. Luwak kalau di daerah-daerah di pulau Jawa awalnya hanya dikenal sebagai hama dan diburu karena sering memangsa ayam penduduk. Seiring bertambahnya permintaan terhadap kopi Luwak maka pandangan terhadap luwak semakin bergeser menjadi hewan yang bermanfaat sebagai pemilih kopi berkualitas tinggi.
Populasi hewan luwak semakin hari semakin bertambah, sehingga masyarakat mengingkatkan kewaspadaan terhadap binatang ini agar tidak lagi memangsa ternak unggas maupun buah tanaman. Binatang luwak ini disatu sisi merugikan, tapi di sisi lain sangat menguntungkan. Walupun menjadi hama, tapi hewan ini memiliki nilai jual yang tinggi.
Luwak, Ahli Seleksi Kopi

Luwak merupakan hewan karnivora termasuk dalam suku musang. Nama ilmiah luwak adalah Paradoxurus hermaphroditus. Hewan ini menyukai hutan-hutan sekunder yang berdekatan dengan perkebunan dan permukiman manusia. Luwak banyak ditemukan masuk ke daerah permukiman.

Luwak mempunyai kebiasaan membuang kotoran di tempat-tempat yang sering dilewatinya. Kotoran yang ditinggalkannya biasanya masih mengandung biji-bijian utuh. Pencernaan luwak terlalu bisa mencerna biji-bijian dengan sempurna.

Salah satu biji-bijian yang kerap dimakan luwak adalah buah kopi. Luwak dipercaya hanya memilih buah kopi yang berkualitas prima untuk dimakan. Buah tersebut mengalami fermentasi dalam saluran pencernaannya. Kulitnya habis dicerna sedangkan bijinya tetap utuh dan dikeluarkan bersama feses.
Seiring meningkatnya permintaan pasar, kopi luwak yang dihasilkan luwak liar semakin sulit didapat. Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk membudidayakan luwak secara khusus agar bisa diambil biji kopinya.
Bertambahnya populasi luwak yang ada disebabkan beberapa pengusaha kopi sengaja melepasliarkan hewan tersebut, sehingga populasinya semakin bertambah di alam liar, selain itu, betambahnya populasi luwak tentu akan membawa kekhawatiran sekaligus keuntungan, meskipun begitu luwak tetap menjadi primadona petani, sebab memiliki nilai jual yang tinggi.

Luwak "musang" menjadi salah satu hewan yang cukup dicari, pasalnya jenis ini, mampu menghasilkan produk kopi dednngan nilai yang tinggi. Luwak akan menjadi hama, bila pasokan kopi di area perkebunan berkurang, sehingga hewan tersebut kerap memakan unggas, maupun buah diarea pertanian maupun perkebunan.

Meskipun menjadi hama, hewan ini kerap dicari, sebab jenis hama ini memiliki harga yang tinggi, karena dipakai sebagai media untuk menghasilkan produk perkebunan bernilai ekonomis tinggi.

Bertambahnya populasi luwak, akan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan produksi kopi luwak di tahun yang akan datang, sebab pengusaha dapat menangkap hewan ini dengan jumlah banyak, sehingga mampu menghasilkan produk kopi luwak berlimpah.

Untuk mencegah agar hewan ini tidak memangsa ternak unggas, sebagian besar masyarakat yang berada dekat diarea perkebunan memasang perangkap, masyarakat dalam memburu luwak menghindari dengan menggunakan senapan ataupun senjata tajam lain, sebab bila hewan ini terluka, maka luwak tidak akan bertahan lama. Tujuan masyarakat memasang perangkap, agar hewan tersebut tertangkap tidak akan cidera, dan dapat dijual kepada pengusaha kopi luwak, bila musim panen kopi tiba.

Seiring meningkatnya permintaan pasar, kopi luwak yang dihasilkan luwak liar semakin sulit didapat. Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk membudidayakan luwak secara khusus agar bisa diambil biji kopinya. Mereka memproduksi kopi luwak dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menyeleksi buah kopi yang berkualitas baik untuk diberikan pada luwak. Kemudian buah tersebut dicuci dan dibersihkan.

Setelah itu buah kopi diberikan pada luwak. Hewan ini masih akan memilihnya lagi. Luwak mempunyai indera penciuman yang tajam. Dia tahu buah kopi terbaik yang layak dimakan.

Setelah itu tunggu hingga luwak mengeluarkan feses atau kotorannya. Pengambilan feses biasanya dilakukan pagi hari.

Feses yang mengandung biji kopi dikumpulkan dan dibersihkan dalam air mengalir. Kemudian jemur biji kopi dijemur hingga kering. Biji kopi dari kotoran luwak masih memiliki lapisan tanduk yang harus diolah lebih lanjut.

Biji kopi yang telah dicuci dan dikeringkan diolah lebih lanjut dengan proses basah.

Beberapa waktu lalu, sejumlah supermarket di Inggris memboikot kopi luwak. Kejadian ini dipicu protes kalangan pecinta satwa. Mereka menganggap proses produksi kopi luwak di Indonesia mengabaikan kesejahteraan hewan. Luwak dipaksa memakan kopi hanya untuk diambil kotorannya. Hal ini dianggap mengeksploitasi dan menyiksa hewan.

Namun pemerintah menepis anggapan itu, mereka menganggap tidak ada bedanya dengan sapi yang diperah susunya. Toh, meskipun diberi pakan buah kopi para penangkar pun tetap memberikan pakan lain. Pasalnya apabila luwaknya dieksploitasi kemudian mati, produsen juga yang merugi.

Demikian serba-serbi luwak, sang pemilih kopi terbaik dan terhandal. Meskipun tergolong hama tetapi jika dikelola dengan benar maka hewan ini bisa bermanfaat, salah satunya ya sebagai selektor buah kopi berkualitas eksport tersebut.
Share:

Cara Membuat Kompos Granula, Bokhasi, Kompos Blok dan Kompos Curah Dari Kotoran Sapi

Kompos adalah salah satu pupuk yang sangat bersahabat dengan tanah karena sifatnya yang bisa memperbaiki kondisi tanah yang tadinya gersang menjadi subur, awalnya miskin unsur hara menjadi kaya unsur hara dan tidak merusak sifat alami tanah tersebut. Berbeda dengan pupuk kimia buatan pabrikan pupuk yang ternyata jika dipakai secara terus menerus dan berlebihan bahkan akan merusak tanah produktif menjadi tanah yang jelek kandungan unsur haranya. Pupuk pabrikan berbahan kimia hanya bisa untuk menambah nutrisi atau hara yang dibutuhkan tanaman tetapi tidak bisa ikut menjaga kesuburan dan sifat-sifat baik yang alami dari tanah tersebut. Saatnya kembali ke pupuk organik atau kompos dan sejenisnya agar umur tanah produktif tetap terjaga.

Macam-macam Cara Pembuatan Pupuk Organik

Jika pada artikel sebelumnya Cara Mudah Membuat Kompos dari Kotoran Sapi Hanya fokus pada pembuatan satu macam kompos saja maka berikut ini akan coba penulis uraikan beberapa macam pupuk organik dengan proses pembuatannya. Tentu saja masih dengan bahan dasar utama kotoran sapi. Selamat membaca.
Berdasarkan hasil pengkajian BPTP Jawa Barat menunjukkan bahwa tanaman tomat varietas sakura yang dipupuk kompos kotoran sapi mampu berproduksi 3,15 kg/tanaman. Sedangkan untuk tanaman bawang daun dan seledri dengan pemakaian kompos organik kotoran sapi dapat meningkat produksinya masing-masing 57,1% dan 47,6%.
Dinamakan kompos organik karena mengandung unsur kimia yang komplit berasal dari campuran kotoran sapi dan urine yang diaduk secara merata oleh ternak sendiri dengan cara diinjak-injak sehingga telah mengalami proses dekomposer dengan baik.




Bahan dan peralatan
a. Kotoran sapi yang bercampur dengan urine

b. Sekam atau ”gergajen” (limbah gergajian kayu)
c. Kapur bubuk
d. Skop dan saringan
e. Karung plastik
f. Timbangan

Proses pembuatan kompos curah

Kotoran yang dipanen dari kandang diangin-anginkan di tempat teduh selama ± 2 bulan di musim hujan atau 1 bulan di musim kemarau, kotoran dihancurkan dan diayak dengan ukuran
lubang 0,5 x 0,5 cm, kemudian dikemas dalam karung

Proses pembuatan kompos blok

Kotoran yang baru dipanen (kondisi masih basah), dicetak menggunakan alat pres manual sederhana atau dengan menggunakan mesin pres batako. Cetakan kompos blok berukuran p = 20 x l = 12 atau 6 x t = 5 cm.

Proses pembuatan kompos granula

Bahan
1. Kompos curah
2. Tepung tapioka 3–5 % dari berat kering kompos
3. Air 8–10 % dari berat kering kompos
4. Zat pewarna ( merah, kuning, orange, hijau)

Cara Kerja
a. Tepung tapioka yang telah dicampur dengan pewarna, ditaburkan pada mesin granul.
b. Kompos curah yang dihaluskan ditempatkan di atas lapisan tepung tapioka.
c. Air disemprotkan melalui saluran yang ada pada mesin granul.

d. Mesin dihidupkan dengan gerakan memutar sehingga akan terbentuk bulatan – bulatan granul.
e. Dikemas dalam plastik.

Proses Pembuatan Bokhasi

Bahan
1. Kotoran sapi setelah ditiriskan
2. Sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
3. Abu sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
4. Dedak padi (5% dari bobot kotoran sapi)
5. Larutan EM-4 + Tetes + Air ( 2 : 2 : 1000) atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 2cc tetes atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 6 sendok makan gula pasir.

Cara membuat
1. Campur kotoran sapi + sekam + abu sekam + dedak padi sesuai takaran, kemudian diaduk hingga merata.
2. Tuang campuran larutan EM-4 + tetes + air ke dalam campuran No. 1. dan diaduk hingga merata sampai membentuk adonan dengan kadar air + 40%.
3. Ditutup dengan karung goni atau tikar. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu bokkhasi Kompos Organik meningkat 35-40oC. Bila suhu mencapai 50%, maka bokhasi dibolak-balik agar udara masuk dan suhu turun. Lama fermentasi antara 4-5 hari dan bokhasi dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering, dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka pembuatan bokhasi dianggap gagal.

Cara Penggunaan Kompos

Cara pemberiannya ditebarkan merata di permukaan tanah dengan dosis sesuai jenis tanaman; untuk pemupukan individu seperti tanaman dalam pot (jeruk, mangga, bunga, dsb), kompos disebarkan dibawah kanopi terluar dari daun; untuk hamparan tanaman padi dan tanaman polowijo diberikan 10 ton/ha setiap 6 bulan; untuk tanaman bawang merah 20.000 kg/ha; untuk tanaman semangka 2 kg/bedengan. Marsono (2001) menyatakan bahwa pemakaian pupuk kompos organik berdasarkan umur Kompos Organik tanaman adalah 500 g/tanaman pada umur 1 - 3 bulan, 1000 g/tanaman pada umur tanaman 4 - 9 bulan.

Referensi:
http://lolitsapi.litbang.pertanian.go.id
Share:

Hewan Marmut: Cara Memelihara dan Merawat Marmut, Lucu dan Imut

Panduan Singkat Budidaya Ternak Marmut Skala Kecil Yang Mengasyikkan
 
Marmut adalah binatang imut yang sebenarnya mirip dengan tikus hanya saja bentuk badannya bulat dan tidak mengganggu atau menjadi hama seperti tikus. Marmut bahkan memiliki penampilan yang sangat lucu dan imut.

Marmut mudah berkembang biak, seperti umumnya binatang kelinci yang bisa beranak hingga beberspa ekor dalam sekali kelahiran.

Anda tertarik untuk merawat, memelihara atau bahkan mengembangbiakkan Marmut? Simak caranya yang paling sederhana dibawah ini.


Buat kandang sebelum beli Marmut

Pilih bahan kandang yang aman bagi marmut, tidak ada bagian yang tajam dan tidak beracun. Jangan menempatkan marmut dalam akuarium yang tidak ada ventilasi udaranya maupun dalam kandang kawat karena bisa menyakiti mereka. Tempatkan kandang yang tidak bisa dijangkau oleh musuh marmut seperti tikus got besar, kucing dan anjing.

Perlengkapan Kandang Yang Bebas Racun

Hanya gunakan bahan-bahan yang tidak beracun untuk alas kandang karena kebiasaan Marmut yang suka mengunyah dan akan mengunyah benda apapun yang ada di dalam kandang. Oleh karena itu, semua benda dalam kandang tidak boleh ada yang beracun untuk mencegah marmut sakit atau keracunan.

Persiapkan Pakan Yang Aman

Beri makan marmut setiap hari. Tersedia makanan marmut yang bisa dibeli di toko, namun penting untuk melengkapi makanan ini dengan sayuran hijau seperti kangkung dan selada. Anda juga bisa memberikan buah segar seperti irisan apel atau anggur sebagai makanan selingan untuk marmut. Sediakan juga jerami di kandang marmut. Jerami tersebut biasanya digunakan untuk membuat sarang dan dijadikan camilan oleh marmut.

Persediaan Air Minum

Sediakan selalu air segar untuk marmut Anda. Cara terbaik adalah dengan menyediakan wadah air yang menempel pada kandang.

Selalu Jaga Kebersihan Kandang

Jagalah kebersihan kandang marmut. Meskipun marmut juga berusaha menjaga kebersihan kandang, tetapi mereka tetap membutuhkan bantuan Anda.

Perawatan Bulu Marmut

Sikat atau sisir bulu marmut dengan sisir kecil. Bulu marmut relatif pendek sehingga tidak memerlukan penyisiran yang rumit seperti hewan yang berbulu lebat dan panjang (mis: kucing Persia).



Yang Terpenting, Pilih Bibit atau Bakalan Marmut Yang Sehat

Hal ini sangat penting karena untuk mengembangbiakkan marmut perlu bibit yang sehat sehingga tidak mudah mati. Salah satu ciri bibit marmut yang sehat adalah gerakannya lincah, bulu mengkilat tidak kusam, mata cerah dan bersinar, bulu tidak mudah rontok dan doyan makan alias makannya lahap.

Jika dirasa perlu berikan marmut tambahan vitamin C untuk menjaga daya tahan marmut. Hindari makanan yang berbahaya seperti misalnya, marmut bisa makan selada tapi makan selada dapat membuat mereka sakit.

Semoga bermanfaat.
Share:

Panduan Sapi Bunting: Keakuratan Cek Kebuntingan Sapi Dengan Asam Sulfat

Inilah Salah Satu cara Tercepat Cek Kebuntingan Sapi, Cek dan Deteksi Kebuntingan Dengan Asam Sulfat Apakah Efektif?

Sebagai lanjutan dari tulisan Deteksi dini kebuntingan Sapi dengan menggunakan asam sulfat, berikut saya coba tampilkan hasil penelitian yang masih berhubungan dengan deteksi dini pada kebuntingan sapi yang saya kutip dari repository.unand.ac.id. Hasil penelitian tersebut diberi judul :
Asam Sulfat (H2SO4) pekat yang dapat digunakan dalam diagnosis kebuntingan secara sederhana dan jelas dalam pengamatan adalah Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan dosis 0.1 ml baik pada pengambilan sampel pada hari ke-22 dan ke-32 (80%) dan pada hari ke-42 (85%) tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan jumlah kebuntingan hasil palpasi per rektal (82,5%).





EFEKTIFITAS DAN AKURASI PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS ASAM SULFAT (H2SO4) PEKAT DIBANDINGKAN PALPASI PER REKTAL TERHADAP UJI KEBUNTINGAN TERNAK SAPI


Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan IV Nagari dan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Pada bulan Agustus 2011 sampai dengan Januari 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis Asam Sulfat (H2SO4) pekat yang terbaik dalam diagnosis kebuntingan dini pada ternak sapi secara sederhana dan jelas dalam pengamatan serta berguna untuk menentukan kebuntingan secara cepat dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu reproduksi ternak sapi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pengambilan sampel secara purposive sampling.

Pada penelitian ini menggunakan 40 ekor sapi. Setiap sapi dilakukan tiga kali waktu pengambilan urin sapi yaitu pada hari ke-22, hari ke-32 dan hari ke-42.

Setelah diinseminasi buatan sebanyak 40 ekor sapi. Urine sapi yang digunakan ditampung pada pagi hari. Untuk setiap ekor sapi urine yang ditampung digunakan sebanyak 3 ml lalu ditambah 15 ml aquadest dan kemudian dicampur sehomogen mungkin.

Larutan tersebut dipindahkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml per tabung sebanyak 15 tabung. Masing-masing larutan diberikan penambahan / pembakaran dengan Asam Sulfat (H2SO4) pekat berdasarkan masing – masing dosis yaitu: 0.1 ml; 0.2 ml; 0.3 ml; 0.4 ml dan 0.5 ml. Peubah yang diamati adalah kejadian kebuntingan dengan indikasi atau adanya gelembung/gas fluorenscence yang terlihat pada masing-masing tabung reaksi dan perubahan warna larutan setelah penambahan Asam Sulfat (H2SO4) pekat.

Waktu yang diperlukan sampai munculnya gelembung gas fluorenscence dihitung dengan menggunakan stopwatch. Kemudian pada setiap ternak sapi diuji secara palpasi per rektal pada hari ke-60.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil diagnosis kebuntingan menggunakan berbagai dosis Asam Sulfat (H2SO4) pekat: 0.1 ml; 0.2 ml; 0.3 ml; 0.4 ml dan 0.5 ml dan waktu pengujian pada hari ke-22, hari ke-32 dan hari ke-42 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan uji palpasi per rektal pada hari ke-60. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan berbagai dosis telah dapat digunakan untuk diagnosa kebuntingan pada ternak sapi.

Tetapi pada dosis 0.1 ml membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat disimpulkan dibandingkan 0.2 ml; 0.3 ml; 0.4 ml dan 0.5 ml namun perbedaan waktunya hanya dalam hitungan detik.

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan dosis 0.1 ml dapat digunakan dalam diagnosis kebuntingan dini pada sapi tetapi dengan waktu yang lebih lama (25-40 detik).

Pemeriksaan kebuntingan dini pada sapi dengan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) pekat telah dapat dilakukan pada hari ke-22 setelah diinseminasi.

Asam Sulfat (H2SO4) pekat yang dapat digunakan dalam diagnosis kebuntingan secara sederhana dan jelas dalam pengamatan adalah Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan dosis 0.1 ml baik pada pengambilan sampel pada hari ke-22 dan ke-32 (80%) dan pada hari ke-42 (85%) tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan jumlah kebuntingan hasil palpasi per rektal (82,5%).

Ketepatan atau akurasi penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) pekat pada hari ke-22 dan ke-32 adalah 96,96% sedangkan pada hari ke-42 adalah 103,03% dengan palpasi per rektal.

Penulis/Peneliti : Riri Wahyu Illawati Jurusan Produksi Ternak Program Studi Ilmu Peternakan Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Jadi dengan penelitian ini menjadi lebih jelas bahwa metode deteksi kebuntingan dengan asam sulfat dapat dilakukan dengan efektifitas seperti tersebut diatas. Bahkan dengan menggunakan asam sulfat pekat deteksi kebuntingan sudah dapat dilakukan pada hari ke 22.

Silahkan sebarkan dan bagikan artikel ini, mungkin bermanfaat bagi rekan atau kolega anda. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa metode deteksi kebuntingan dengan asam sulfat dapat dilakukan dengan efektifitas seperti tersebut diatas. Bahkan dengan menggunakan asam sulfat pekat deteksi kebuntingan sudah dapat dilakukan pada hari ke 22 dan ini menunjukkan bahwa dengan cara tersebut kita dapat menghemat waktu lebih dari satu bulan jika dibandingkan dengan cek kebuntingan menggunakan palpasi rektal.
Share:

Friday, February 16, 2018

Cara Melatih Perkutut Untuk Lomba dan Cepat Beradaptasi


Ciri-ciri Perkutut Yang Bagus Untuk Lomba, Cara Menjinakkan Perkutut dan Melatih Mentalnya Agar Siap Tempur Saat Lomba

Meski tidak sepopuler jenis burung lainnya, penggemar burung perkutut seakan tidak lekang oleh jaman. Berbagai lomba burung perkutut juga masih sering dilaksanakan diantara para pecinta jenis burung ini. Memang popularitas burung perkutut semakin berkurang seiring banyaknya burung kicau impor yang masuk ke Indonesia dan langsung menjadi trend burung kicau yang banyak diburu para kicaumania.

Jika anda berminat untuk memelihara burung perkutut tentunya harus mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis perkutut yang baik apalagi jika anda berminat untuk melombakan burung perkutut tersebut. Banyak cara untuk mengetahui ciri-ciri burung perkutut yang bagus untuk lomba dan sebagian akan diulas dibawah ini.

Perkutut lomba memang memerlukan latihan mental yang lebih atau ekstra dibandingkan dengan perkutut yang hanya dipelihara untuk kelangenan dirumah dan untuk menikmati suaranya saja. Perkutut harus sering kita latih baik fisik serta mentalnya,melakukan latihan mental ini di maksudkan agar nantinya sewaktu perkutut masuk lomba,ia tidak akan takut melihat burung lain serta mampu dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya..

Burung perkutut yang lebih jinak akan mampu untuk mengeluarkan suaranya dengan lantang,sebab jenis perkutut lebih jinak tidak takut terhadap arena sekitar tempat lomba burung perkutut,ia akan lebih santai,menganggap jika daerah tersebut adalah rumahnya.maka dari itu,selain melatih mental kusus untuk perkutut lomba,melatih agar perkutut tidak liar juga sangat penting.
Ciri ciri burung perkutut yang rajin manggung antara lain:
  • Lihat pada bagian matanya mata burung perkutut yang nantinya bisa gacor akan tampak pada bagian matanya sorot tajam
  • Pilihlah yang berjenis kelain jantan,ciri ciri burung perkutut yang berjenis kelamin jantan adalah ukuran badan yang besar dan berbadan tegap
  • Kondisi fisik burung perkutut lincah
  • Bulu burung perkutut halus dan susunan bulu teratur
Bagaimana  Cara Melatih Mental Perkutut Lomba?

Menggantang perkutut.

Menggantang perkutut salah satu cara untuk melatih mental,cara mengantang perkutut kita lakukan pada pukul 3 sore sampai mangrib,lakukan cara ini secara rutin,dan untuk ketinggian gantangan,sebaiknya sesuaikan dengan umur burung perkutut tersebut. Lokasi pada saat kita mengantang perkutut tersebut juga akan lebih bagus jika setiap hari kita pindahkan,cara ini untuk melatih dan membiasakan perkutut agar mampu menyesuaikan diri dengan cepat.

Latihan bersama Perkutut Lainnya
Latihan bersama yang saya maksud adalah melakukan latihan perkutut dengan perkutut lainya,intinya burung dengan burung.dengan cara melakukan latihan bersama ini,kekurangan dari perkutut kita bisa kita lihat,jika masih ada kekurangan,bisa kita lakukan perbaikan,selain itu,melakukan latihan bersama juga berfungsi supaya perkutut yang masih sedikit mengeluarkan suara,ia akan terpancing perkutut lain yang telah senior..

Sedangkan latihan lainya yang bisa kita terapkan untuk melatih mental perkutut dengan cara melatih perkutut tersebut dengan membawa di atas kendaraan.jika perkutut belum pernah kita bawa naik kendaraan,baik mobil maupun motor,ia akan lebih cenderung mengalami stress. Saat membawa perkutut dalam perjalanan,sebaiknya jika sangkar tersebut kita lakukan kerodong,namun jika perkutut bos di rumah belum pernah masuk lomba,akan lebih joss jika kita ikutkan lomba kelas piyikan perkutut,biar perkutut tersebut terbiasa dan bisa beradaptasi dengan puluhan jenis perkutut lainya

Tips Cara merawat burung perkutut lokal:
  • Untuk menjaga kesehatan burung perkutut sebaiknya berikan pakan berupa biji bijian,jenis biji yang sangat di sukai burung perkutut adalah biji padi gabah namun kita bisa memberikan pakan biji berupa beras ,beras hitam,milet dan juga voer
  • jangan lupa untuk memberikan minuman dan taruhlah di dalam sangkarnya
  • Memandikan burung perkutut setiap 3 hari sekali umumnya untuk memandikan burung perkutut sebaiknya di lakukan pada jam 7 pagi
  • Setelah burung kita mandikan sebaiknya burung kita jemur di hangatnya sinar matahari pagi
  • Jangan lupa untuk memberikan kerikit dan taruhlah atau campurkan dengan beras ataupun biji padi yang belum di selep masih wujud gabah
  • Pemberian kerikil berupa tanah ini berguna untuk membantu proses pencernaan burung perkutut dan pemberian kerikil tanah juga bisa kita berikan untuk burung merpati
  • Agar supaya burung rajin manggung sebaiknya burung kita berikan suara masteran perkutut Cara menjinakkan burung perkutut adalah pada saat kita memberikan pakan ke dalam sangkar sesekali burung kita pegang dan kita usap usap kepalanya dan usap pada bagian bulu sayapnya,setelah itu taruhlah sangkar burung di teras rumah yang sering di lalui manusia (pemilik burung)
Tips Memilih Perkutut Bakalan Yang Cocok Buat Perkutut Lomba

Amati Kepala Burung Perkutut
Bentuk kepala perkutut bakalan atau piyikan yang paling bagus nantinya untuk maju lomba adalah perkutut yang memiliki bentuk kepala lonjong,bentuknya hampir mirip seperti bentuk buah pinang yang masih muda. Pada bagian mata indah,jernih serta memiliki aura cerah yang mengkilau,pada bagian mata dalam,kususnya bagian titik mata hitam,terlihat menonjol besar,selain itu,pada bagian paruh burung tersebut terlihat sangat tebal namun tidak terlalu panjang.kusus untuk bagian hidung,terlihat menonjol ke depan dan lubang bagian hidung di tutupi oleh bulu.

Amati Bagian Leher Perkutut.
Leher bagian perkutut yang bagus untuk maju kontes memiliki ciri yang panjang serta tegak lurus ke depan serta bisa mengangkat kepalnya.bagian bawah leher,kususnya di kantong suara yang terlihat mengembung sedikit menonjol.

Amati Bagian badan Perkutut.
Perkutut bagus memiliki bagian dada yang relatif bidang serta bentuk tubuh kurus namun atletis,pada belakkang punggung agak sedikit membungkuk.kusus untuk bagian sayap perkutut,memiliki bulu yang relatif panjang indah serta agak mengkilau..itulah beberapa ciri burung perkutut bagus bisa untuk maju dalam arena lomba.

Cermati Bagian kaki Perkutut.
Pada kakinya terlihat kuat dan kokoh,saat berdiri maupun saat melakukan kuda-kuda,kaki terlihat tegap,mantap serta pada bagian tulang paha yang relatif lebih rapat.bagian jari panjng,bentuk sisik kasar,namun semua sisik tersebut enek jika kita lihat,rapi serta bagian terahir sisik kaki terlihat agak besar dari sisik lainya. Selain itu, burung perkutut yang bagus memiliki warna sisik kaki yang dominan hitam agak kemerahan sedikit.dan pada bagian telapak kaki,terdapat sedikit warna putih..

Cermati Juga Bagian Supit Dan Ekor Perkutut.
Bagian ciri supit dan ekor perkutut juga menentukan dari kualitas burung tersebut.perkutut bagus,umumnya memiliki bentuk supit yang tidak rapat,supit agak renggang serta memiliki kelenturan tidak keras.nah untuk bagian Ekor perkutut yang bagus bisa di lihat dengan tanda bulu ekor panjang dan menumpuk,bagian ujung perkutut lebih kecil..pada bagian brutu atau pantat burung perkutut besar,serta agak runcing yang menonjol ke depan.

Selain bisa mendapatkan informasi tentang berbagai cara melatih perkutut lomba agar memiliki mental baja, di situs ini anda juga bisa download MP3 kicauan burung berbagai jenis seperti: suara perkutut manggung, kicau walet pemanggil, kicau burung bangau, kicau burung cendrawasih, kicau burung sogok ontong, jalak china, kicau jalak putih, kicau anis merah, kicau anis kembang, teriakan elang laut yang melengking, kicau burung cucak rowo, kicau gelatik, kicau lovebird, kicau burung nuri, kicau kenari, kicau poksay, kicau jalak suren, jalak putih, kicau cucak hijau, lengkingan burung falcon, kicau burung cililin untuk masteran, kicau kolibri si burung madu, kicau raja udang dan jenis burung lainnya yang akan segera menyusul. Untuk link Untuk Download MP3 Suara Burung Kicau Berbagai Macam dan Jenis, silahkan KLIK DISINI
Share:

Definition List

Unordered List

Support