Sapi Pemilik Double Muscle Ini Memang Sudah Super dan Berotot Sejak Lahir
Seleksi yang terus menerus, kontinyu, serius dan didukung waktu serta biaya yang besar menghasilkan satu jenis sapi super yang lain dari yang lain.
Kemampuan pertumbuhan sapi ini sangat pesat, persentase karkas hasil potongannya juga sangat tinggi dan yang terpenting daging yang dihasilkan lean atau tanpa lemak, jenis daging yang sangat disukai masyarakat di negara kita.
Jenis sapi ini memang tidak muncul tiba-tiba tetapi melalui riset yang berkelanjutan, dengan persilangan dan pemilihan keturunan yang sangat selektif untuk disilangkan lagi sehingga menghasilkan jenis final sapi yang memiliki otot ganda. Inilah yang saat ini dikenal sebagai Belgian Blue.
Sempat muncul isu jika sapi ini hasil rekayasa genetik dengan babi tetapi isu miring tersebut dengan mudah dipatahkan oleh para ahli peternakan terutama ahli-ahli genetika. Dan adalah satu hal yang mustahil dimana spesies yang memiliki DNA berbeda bisa disilangkan, sedangkan kambing dengan domba yang dalam masyarakat jawa saja sama-sama disebut "wedus" dan memiliki banyak kemiripan tidak bisa dikawin silangkan.
Saat ini sapi Belgian Blue sudah mulai dikembangkan oleh pemerintah dan diharapkan bisa lahir 1.000 ekor pedet belgian blue pada tahun ini. Dan jika dilihat dari hasil kelahiran pedet ini di Indonesia memang tampak jika fisik pedet sudah berotot sejak dilahirkan atau beberapa minggu setelah lahir mulai terlihat jelas pertumbuhan double musclenya.
Target Lahir 1.000 Ekor Pedet Belgian Blue Tahun 2018
Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 1000 ekor kelahiran pedet Bèlgian Blue tahun 2017/2018.
Hal itu disampaikan Menteŕi Pertànian, Anďi Amran Sulaiman, saat mengunjungi Balai Embrio Ternak Cipelang, Jumat (16/6/2016).
“Dalam waktu dekat segera disiapkan untuk pelelangan kegiatan ini,”tegas Mentan.
Mentan juga meminta segera dilakukan revisi aanggaran sebesar Rp. 20 miliar untuk menyukseskan kelahiran 1000 ekor sapi Belgian Blue tahun 2017/2018.
Pengembangan sapi Belgian Blue di BET Cipelang ini merupakan wujud pengembangan teknologi dalam rangka introduksi jenis sapi baru di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.
“Saya bangga dan bahagia hari ini melihat keberadaan Bèlgian Blue”, ujar Mentan kepada media.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan semen beku Belgian blue dengan mengimplementasikan TE (Transfer Embryo) dan sudah dilakukan sejak tahun 2016.
“Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue (selanjutnya disebut sapi BB) merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memliki warna kulit “kebiruan” sehingga disebut dengan Belgian Blue,” katanya.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging yang rendah.
Tingginya minat peternak terhadap sapi BB ini menginspirasi asosiasi Belgian blue di Belgia untuk menyebarkan Belgian Blue ke seluruh dunia baik dalam bentuk semen beku maupun embrio.
Semen beku Belgian blue biasanya digunakan untuk kawin silang dengan sapi perah (hampir 65%).
Terdapat 3 pola warna pada sapi BB ini, diantaranya adalah hitam (pie-black/pie-noire), semua putih dan roan (pie-blue).
Dalam perkembangan terakhir, sapi BB digunakan sebagai sapi dual purpose (sapi dwi guna/penghasil daging dan susu) dan sapi pedaging. Sebagai sapi dwiguna, prinsip seleksi yang digunakan berdasarkan potensi produksi susu dan calving easy (kemudahan melahirkan), produksi susu mencapai 4.200 s.d 4.800 Liter, namun juga terdapat sapi dengan tipe perah dengan produksi susu 5.400 s.d 6.000 Liter.
Dengan sifat aslinya sebagai sapi dwi guna, sapi BB merupakan sapi yang secara spesifik merupakan sapi pedaging dengan sifat dan keuntungan yang dapat diperoleh di antaranya adalah perototan yang luar biasa, efisiensi pakan, kualitas daging yang bagus (tenderness), early maturity, docility (jinak), rendah lemak, rendah tulang dan persentase karkas yang 20% lebih banyak dibandingkan sapi pada umumnya.
Pengembangan sapi Belgian Blue di BET Cipelang ini merupakan wujud pengembangan teknologi dalam rangka introduksi jenis sapi baru di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan semen beku Belgian blue dengan mengimplementasikan TE (Transfer Embrio) dan sudah dilakukan sejak tahun 2016.
“Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue (selanjutnya disebut sapi BB) merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memliki warna kulit “kebiruan” sehingga disebut dengan Belgian Blue.Dengan dikembangkannya sapi BB ini, kita semakin optimis upaya pemerintah meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia, akan berhasil ,”pungkas Mentan. (Biro Humas dan IP Kementan).
0 comments:
Post a Comment