Domba atau dikenal juga dengan nama biri-biri adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan rambut, daging, dan susunya. Dikutip dari Wikipedia, Nama ilmiah domba adalah Ovis aries. Jenis domba ada bermacam-macam, antara lain domba ekor gemuk, domba merino, domba garut, dombos, domba gembel dll.Jenis Domba Merino
Domba Merino termasuk domba berukuran sedang, pejantan dewasanya dapat mencapai bobot 70-80 kg, sedangkan betinanya 50-60 kg. domba yang terkenal dengan kualitas wolnya ini berasal dari kawasan Asia Kecil, namun saat ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, khususnya negara-negara subtropis, karena memang domba merino lebih cocok dipelihara di daerah 4 musim. MEREG adalah domba hasil silangan domba Merino asal Australia dengan domba lokal jenis domba Ekor Besar.Populasi dilakukan dengan cara kawin suntik, sehingga hasil kawin silang dapat mengadabtasi dengan iklim di Indonesia yeng ber iklim TropikaPenyilangan ini dilakukan untuk membantu agar proses kawin bisa lebih mudah, juga karena bentuk phisik domba Merino jauh lebih besar dari pada domba local yang ada di Indonesia.
Domba Silangan Merino adalah tergolong jenis domba Pedaging, selain menghasilkan daging juga bisa diambil bulunya 3 bulan dapat menghasilkan bulu seberat 4 Kg, ini membuka peluang usaha yang sangat menjanjikan. Strain Merino spanyol yang mempunyai karakteristik lebih berdaging di bandingkan dengan Marino Amerika yang telah di impor sekitar tahun 1800, melahirkan bangsa Delaine Merino. Delain Merino memiliki ciri – ciri berwarna karakteristik putih, bangsa dari Delaine Merino ini bertanduk, suka berkelompok dan Delaine Merino betina dapat beranak sepanjang tahun. Bangsa ini sering di sebut Merino tipe C, karena tubuhnya berbulu tidak keriting.
Jenis Domba Garut
Domba Garut atau Domba Priangan adalah domba yang berasal dari daerah Limbangan Kabupaten Garut. Dalam bahasa latin disebut ovis aries yang merupakan campuran dari perkawinan antara domba lokal dengan domba jenis capstaad dari Afrika Selatan dan domba merino dari Australia. Domba capstaad sudah ada lebih dulu di Garut, sementara domba merino baru didatangkan ke Garut pada abad ke-19. Dari ketiga jenis domba itulah, lahir varietas baru yang kemudian disebut domba Garut
Domba garut terkenal sebagai domba aduan, dengan tanduk besarnya yang kuat dan melengkung ke bawah dan lehernya yang kuat. Diduga domba garut berasal dari persilangan 3 jenis domba, yakni Domba Ekor Tebal, Domba Merino dan Domba Parahyangan, kemudian secara turun menurun dikembang biakkan di Priangan dan sekitarnya, karena itu domba garut juga disebut domba Priangan
Anda percaya bila harga domba Garut sama dengan harga mobil? Domba garut milik peternak asal Bandung Barat ini buktinya. Domba garut bernama Pramesta berusia empat tahun ini pernah ditawar hingga Rp 200 juta, atau setara dengan mobil Toyota Avanza. (tibunnews.com)Domba garut memiliki variasi warna yang beragam, yakni putih, coklat, hitam atau kombinasi ketiganya. Pejantan dewasa domba garut dapat mencapai bobot lebih dari 60kg dengan tanduk besar yang khas, sedangkan betina dewasa lebih dari 30kg, tanpa tanduk.
Domba Gembel atau Domba Ekor Tipis
Disebut juga sebagai domba ekor tipis. Domba gembel, termasuk golongan domba kecil untuk peruntukan daging, domba ini biasa dipotong setelah bobotnya mencapai 20-30kg. meski domba gembel jantan dapat mencapai bobot 30-35 dan domba betina 15-20kg. Pejantan domba gembel memiliki tanduk melingkar, sedangkan betinanya tidak bertanduk. Domba ekor tipis memiliki warna rambut dominan putih dengan sedikit warna hitam disekitar mata.
Domba gembel merupakan jenis domba asli Indonesia yang bersifat multipara atau dapat melahirkan lebih dari 1 anak dalam sekali kebuntingan, biasanya dapat menghasilkan 2-5 anakan kembar sekali lahir. Domba gembel banyak terdapat di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Domba Ekor Gemuk
Seperti halnya domba ekor tipis, domba ekor gemuk dibudidayakan sebagai domba pedaging. Karakter yang khas dari domba ini adalah bagian ekornya yang menggemuk, memiliki deposit lemak yang tebal. Pejantan domba ekor gemuk dapat tumbuh hingga 40-60kg dengan tinggi badan 40-65cm, sedangkan betinanya hingga 25-35kg dengan tinggi badan 52-60cm. domba yang disebut kibas di Jawa ini memiliki warna rambut dominan putih, tanpa tanduk dan karakter wol kasar.
Domba ekor gemuk banyak dijumpai di Jawa Timur (termasuk Madura), pulau-pulau di Nusa Tenggara dan di Sulawesi Selatan dengan sebutan Domba Donggala.
Ternak ini lebih tepat dibudidayakan sebagai ternak penghasil daging (tipe potong) dari pada tipe wool, dengan pemeliharaan intensif dapat diperoleh pertambahan berat badan antara 51-55 gram/hari. Domba Ekor Gemuk memiliki kemampuan menimbun lemak pada pangkal ekornya. Bentuk badan lebar, domba jantan bobotnya mencapai 60 kg dan domba betina mencapai 50 kg.
Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan intesitas cahaya matahari yang cukup berpengaruh terhadap fertilitas yang tinggi, sehingga domba lokal yang ada di Indonesia dapat menghasil banyak anak. Ditinjau dari faktor genetiknya DEG memiliki produktivitas tinggi dengan rataan performan reproduksi meliputi angka kelahiran 156 %, fertilitas 75-80 %, dan lamb crop (panen cempe) 80 %.
Domba ekor gemuk memiliki bentuk tubuh lebih besar dari domba ekor tipis. Hasil penelitian menunjukan DEG yang ada diindonesia dengan jarak beranak 8 bulan dapat menghasilkan anak 2,34 ekor/tahun, untuk 100 ekor induk DEG dapat menghasilkan 234 ekor cempe dalam satu tahun.
Keunggulan Beternak Domba Ekor Gemuk :
1. Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk lebih mudah, karena sifat dari ternak ini suka hidup ber
kelompok sehingga mudah dalam penggembalaannya.
2. Kemampuan merumput lebih rajin dan tekun dipadang pengembalaan dibandingkan kambing.
3. Bulu domba lebih tebal dapat membantu untuk menahan penguapan air dari tubuhnya, tahan
terhadap panas dan kering sehingga lebih efisien dalam penggunaan air minum
4. Kulit Domba Ekor Gemuk memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibanding kulit dari hewan
ternak kecil lainnya.
5. Kemampuan adaptasi terhadap lingkungan baru lebih mudah dan daya tahan terhadap penyakit lebih kuat.
Jenis Domba Batur
Sebagaimana namanya, domba ini banyak dibudidayakan di daerah Batur, Banjarnegara Jawa Tengah. Domba batur dihasilkan dari persilangan domba ekor tipis, domba Suffolk dan domba texel. Domba ini tergolong domba besar dengan bobot pejantan dewasanya lebih dari 90kg, dan betinanya lebih dari 80kg. domba batur berwarna putih diseluruh tubuhnya dan muka, tanpa memiliki tanduk, baik jantan maupun betinanya. Jenis domba batur Banjarnegara ini memiliki keunggulan tersendiri yaitu terlihat gemuk, pada saat usia 2 tahun domba jantan sudah memiliki bobot mencapai 100 kg dan yang betina sekitar 80 kg, bahkan ada pula domba jantan yang bobotnya bisa mencapai 140 kg dan biasanya domba dengan bobot yang besar ini digunakan untuk pejantan karena dinilai dapat menghasilkan bibit yang bagus pula.
Menurut beberapa pendapat daging yang dihasilkan oleh domba ini lebih empuk dan rendah akan lemak sehingga cocok untuk dijadikan masakan seperti sate dan yang lainnya. Domba ini dapat mulai dikawinkan pada umur 8 bulat saat domba betina bobotnya mencapai 50 sapai 60 kg, domba betina akan bunting selama 5 bulan dengan prosentase kelahiran 1,5 ekor setiap kali melahirkan. Untuk ciri-ciri dari domba ini bisa dilihat dibawah ini.
Ciri-ciri Domba Batur antara lain:
- Postur tubuhnya bisa besar dan panjang.
- Kaki dari domba ini cenderung pendek namun kuat.
- Domba ini tidak memiliki tanduk baik itu yang jantan maupun yang betina.
- Kulit dari domba ini cenderung tipis dari pada jenis domba yang lain seperti jenis domba texel Wonosobo, namun bulu dari domba ini lebih tebal dari pada yang lainnya.
- Seluruh tubuh domba ini diselimuti warna bulu yang dominan yaitu putih hingga bagian muka.
- Keunggulan yang jelas terlihat dari domba ini memiliki berat badan yang besar, untuk yang jantan berkisar antara 90 sampai 140 kg sedangkan yang betina antara 60 sampai 80 kg serta tingginya mencapai 75 cm untuk yang jantan sedangkan yang betina bisa mencapai 60 cm.
Dombos atau Domba Texel Wonosobo berasal dari Belanda, sengaja didatangkan oleh Pemerintah pada tahun 1954-1955 untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun sayangnya domba Texel dari negeri Kincir Angin ini tidak dapat berkembang dengan baik, sehingga domba Texel yang masih tersisa dipindahkan ke Wonosobo oleh Pemerintah, dan di daerah tersebutlah Domos dapat berkembang dengan baik.
Domba Texel merupakan jenis domba pedaging dengan bobot pejantan dewasa dapat mencapai 100kg. setiap harinya pertambahan bobot badan yang dapat dicapai domos berkisar 265-285 gram/ekor/hari apabila dipelihara secara intensif. Di samping itu, Domos juga penghasil wol yang baik, dengan karakter wol keriting spiral halus berwarna putih yang terdapat hampir di seluruh tubuhnya kecuali kepala, perut bagian dalam dan perut bagian dalam.
Hasil karkasnya mencapai 55 % dari bobot hidupnya. Dengan jumlah persentase karkas diatas ratarata domba lokal, dan kualitas dagingnya yang cukup bagus, maka domba ini cocok sebagai domba pedaging atau domba potong. Domba texel umumnya memiliki ukuran yang yang lebih besar jika dibandingkan dengan domba lokal pada umumnya. Domba Texel merupakan tipe domba jinak. Ketika ada seseorang mendekati maka domba ini biasanya tidak begitu bereaksi, bahkan ketika di sentuh sekalipun domba ini akan tetap terlihat tenang dan tetap meneruskan memakan rumput dihadapannya.
Ciri-ciri Domba Texel:
- Memiliki bulu yang menyelimuti seluruh bagian tubuhnya, kecuali bagian perut bawah, keempat kaki dan kepalanya.
- Bulu domba ini umumnya berwarna putih.
- Berbulu halus dan keriting berbentuk spiral.
- Berpostur tubuh tinggi besar dan panjang.
- Memiliki ekor yang kecil.
- Memilki leher yang panjang.
0 comments:
Post a Comment